Direct Assessment PM XVI

9:00 am

Mungkin beberapa orang agak asing dengan apa itu PM. PM adalah Pengajar Muda, salah satu program yang diusung oleh Indonesia Mengajar (IM). Program ini memberi kesempatan para lulusan perguruan tinggi untuk mengabdikan dirinya pada negeri. Mereka akan dikirimkan selama setahun ke titik-titik yang telah ditentukan oleh IM. Secara istilah, tugas mereka adalah mengajar. Namun ternyata bukan hanya itu. Mereka pun turut berkontribusi atas pengembangan desa. Maka sudah sewajarnya yang dikirimkan adalah orang-orang terpilih yang bukan hanya dapat survive di titik penempatannya--kekejaman dunia ini, namun juga dapat mengembangkan orang lain. Amanahnya aja segitu besar loh.

Amazingly, seorang Amanda yang masih kagok akan dunia mencoba kesempatan ini. Kita kan gatau yaa kesempatan ada di sebelah mana. Makin takjub lagi karena lolos untuk masuk ke tahap direct assessment. WA!

Cerita sedikit yaa soal tahap I.
Tahap seleksi administratif itu dilakukan dengan mengisi form yang terdapat di web. Semua mengenai pengalaman kita. Ada yang tinggal isi seperti formulir pada umumnya, ada juga yang berbentuk esai. Gak tanggung lagi, esainya ada 10 haha. Ku pernah coba-coba di seleksi PM angkatan XV. Niat banget. Menyiapkan esainya matang-matang, submit formulir dari jauh-jauh hari. Pokoknya pengen banget tapi ternyata belum rezekinya. Beda sama saat ini. Baru sadar ada pendaftaran PM aja mepet deadline. Terus mikir-mikir "daftar gak ya?". Gatau kenapa tiba-tiba ngisi aja, tapi melewatkan bagian esai karena ceritanya lagi males mikir haha. Sampai suatu hari, baru sadar kalo itu H-1 seleksi ditutup. Tadinya mikir gak usah deh, gapapa gak daftar. Tapi sedetik sebelum tidur tiba-tiba isi semua esai itu. Karena mepet deadline jadi yaa mana sempet diedit. Kalo ditanya juga udah lupa isinya apa :(
Ini coba-coba biar gak penasaran aja.

Ternyata dapet email dari IM isinya "selamat anda telah lolos seleksi pertama". Lah bingung. Namanya pun tercantum di blognya IM. Makin bingung. Selama fase "demi apa?" diri ini, ku baca panduan berikutnya untuk mengikuti direct assessment yang sangat panjang. Lalu tiba-tiba mules karena ngebayangin harus simulasi mengajar. Amanda ini memang selalu mengkhawatirkan yang apapun yang ada di depan :( Tapi ya harus tetep prepare kan! Walaupun sambil mules-mules haha

Hari H.
Seperti biasa, ku datang mepet waktu yang ditentukan sehingga bangku di ruangan sudah terisi nyaris penuh. Aktivitas pertama adalah mengisi form-form yang diberikan. Ada form kesehatan dan materi ajar untuk simulasi. Tepat pukul 7, acara dibuka dengan perkenalan. Diminta untuk menyebutkan nama, asal, dan motivasi daftar PM. Hal kaget pertama adalah calon PM yang datang dari Jabodetabek hanya sekitar 5 dari 25 orang. Sisanya? Dari ujung barat sampai timur Indonesia, ada!! Beneran ada yang dari Sabang sampai Maluku. Banyak pula dengar nama daerah baru. Jadi bertanya-tanya.. Bener cinta Indonesia gak sih? Gini aja gatau :( Oiya denger motivasinya bikin merinding saking terharunya. Perjuangan hidupnya, naik turunnya. Apalah Amanda ini. Terharu juga karena ketemu orang-orang yang visinya sejenis. Bahkan visinya jauh lebih mulia dari diriku.

Tes dilanjutkan dengan TPA dan Psikotes. Setelah itu, simulasi dimulai. Dalam simulasi ini, ceritanya kami berperan sebagai PM-PM yang telah dikumpulkan dalam satu penempatan. Jadi kami dibagi ke dalam 3 kelompok. Kami diberikan latar belakang situasi keadaan serta peran-peran kami. Kami akan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan PM, seperti diskusi, simulasi mengajar, dan audiensi ke Dinas setempat, serta wawancara dari pihak IM.

Setelah memahami permasalahan, kami harus melakukan FGD untuk menentukan solusi yang paling mungkin kami lakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. FGD berlangsung sekitar 30 menit. Setelah sesi FGD, kelompokku kebagian untuk melakukan simulasi mengajar lebih dulu. YaAllah tahap yang paling bikin ku khawatir dari beberapa hari sebelumnya. Pas sampai ruangan, sudah ada petunjuk di depan kelas, seperti keterangan tentang peran kami, simulasi hanya berjalan selama 8 menit, boleh melakukan properti, dl. Oiya, karena namaku berawal dari huruf A, jadilah ku yang pertama. Ku panik tapi ku tersenyum saja.

Ku dapet materi penjumlahan dan pengurangan kelas 1 SD. Skenarionya adalah mulai dengan berdoa bersama, lalu nyanyi jari tangan ala anak RBN--karena itu terkait hitungan--lalu soal cerita yang akhirnya minta mereka hitung dengan alat bantu yang sudah kubikin. Ku sampai diskusi sana sini untuk menentukan metode. Yang pasti harus yang konkrit karena masih kelas 1. Eh tapi realitanya... bubar semua perencanaan. Bahkan nyanyi aja baru hitungan 1. Haha ingin senyum lagi. Kenapa bubar skenarionya? Karena setiap orang itu dapat simulasi kasus ketika mengajar dan kasus yang ku dapat adalah ada yang pup di celana dan teman-temannya gak mau belajar karena itu. Ini termasuk kasus normal ya dibanding kasus teman-temanku yang lain. Btw kasus yang ada memang real pernah terjadi di penempatan. Gak kebayang sih aku kalo realitanya gimana. Kasusnya tuh ada yang pedagang mainan dateng ke kelas, siswa gamau belajar karena kecapekan kerja di ladang, bahkan orang tua yang masuk dan abuse ke anaknya, nyuruh anaknya kerja aja. Btw yang main peran di simulasi ini yaa kita-kita lagi, sekelompok. Jadi karena dapat kesempatan simulasi ngajar pertama, ku bisa enjoy main peran jadi murid setelahnya haha.

Sempat kepotong jeda makan siang. Lalu dilanjut interview. Ini seperti interview BDI--anak psikologi biasanya paham--yang ingin mengulik peristiwa di masa lalu. Setelah itu, sesi simulasi audiensi dengan Dinas setempat. Tadi kan kita udah FGD soal solusi. Kemudian kita menyampaikan solusi itu kepada Kepala Dinas dan Wakil/Sekretarisnya. Diuji banget deh soal negosiasi yang baik. Tujuannya kita harus bisa meyakinkan Kepala Dinas untuk menjalankan ide kita. Alot tapi diajak mikir banget sih dari berbagai perspektif oleh Pak Kepala Dinas. Buat orang kayak ku yang belum terlatih negosiasi, jadi tantangan baru sih. Terakhir, sesi penutupnya adalah kesan pesan serta tanya jawab soal PM.

Btw Direct Assessment ini padet banget agendanya. Kami diharapkan datang pada pukul 06.30-07.00 dan acara selesai pada pukul 18.00. Lelah banget sih. Energi dan otak terkuras banget karena harus mikir di berbagai sesi dan mobilitasnya tinggi. Tapi bahagia banget. Warm gitu loh.. berasa hangat di hati. Gatau kenapa aku bangga banget sama diri sendiri. Baru sekali ini kayaknya ngerasa kayak gini. Jadi walaupun capek dan mumet, pulang-pulang tuh bisa senyum-senyum sendiri gitu.

Aku pribadi sih gak penting lolos atau gak lolosnya. Tapi bangga sampai pencapaian diri. Bisa termasuk dalam 200an orang dari 6500an pendaftar PM. Yang terpenting, ku belajar banget bahwa cuma kita yang bisa sayang sama diri kita sendiri, sadar sama potensi kita, dan mendorong diri kita sendiri. Nah ketika kita udah sayang sama diri sendiri, nanti unconsciously, diri akan boost to the fullest.

Semoga ku bisa berkontribusi dalam kesempatan yang lain jika PM memang bukan tempatnya!
Teman-teman yang lolos, titip mimpi visi misi kita untuk anak negeri yaaa :')


Semangat Mbak Peni - Btw ku sirik sama Mbak Ditha yang abis trip Raja Ampat-Lombok :(  - Semangat terus kegiatannya Mbak Noer - WAAA! Kubangga dengan Yuriko dan Ikbal. Ditunggu cerita seru dari penempatan - Cicy! Sukses abon cakalangnya. Ingin coba!

Ini cuman 1/8 kloter orang-orang hebat. See you on top guys!


You Might Also Like

0 comments