#3 - We dont need to know every why

7:27 am

Random itu detik ini tiba-tiba terdorong pengen memposting sesuatu. Kebanyakan karena pengen mengeluarkan sesuatu yang sekian waktu ini hanya tersimpan di pikiran ini.

Beberapa waktu lalu, aku berpikir kok bisa ya orang pacaran terus tiba-tiba putus. Padahal mereka pernah merasa dekat banget loh. Yaa pemikiran itu hanya sekedar pemikiran sampai pemikiran itu menjadi realita. Well I saw, konteksnya teman tapi. Ketika bisa sharing banyak hal, tiba-tiba entah momen apa yang bikin kedua orang ini menjadi strangers. Entah momen apa, yaa tidak ada yang bisa menjelaskan sejak kapan sapaannya menjadi sapaan resmi menghormati orang baru atau obrolan menjadi formal layaknya manajer dan staff. Dulu yang begitu mudah diraih, sekarang unreachable. Seperti benang tegang yang digunting, kedua sisinya terpental dan entah kapan akan menyatu. Aku disini pun cuma bertanya kenapa bisa. Baru ingat kalo ternyata Tuhan kita Maha pembolak-balik hati. Sedetik sahabat, sedetik strangers. Jadi merasa kalo ini satu dari sekian banyak misteri hidup yang entah akan terpecahkan atau tidak. Wow! But we dont need to know every why, do we?

Beberapa waktu ini pun banyak dapat berita mengejutkan. Awalnya biasa saja, tapi setelah itu tidak biasa yang mencoba biasa saja. Butuh inkubasi beberapa waktu yang sedikit lebih lama untuk memaknai semuanya. Untuk teman-temanku di luar sana, yang aku tak mengharapkan kalian membaca ini tapi tidak apa kalo kalian membaca.
Terima kasih atas senyumnya, sapaannya, pelukannya yang memenuhi kapasitas afeksiku yang seringnya berada dalam batas minimal, supportnya, posesifnya yang ku balas hanya dengan tawa, marahnya untukku yang batu ini, bunganya, es krimnya untuk menghadapiku yang seringnya tidak mood, surat-surat kecil yang terselip dalam notesku, encouragenya, panggilan aneh yang kadang membuat annoy, kata-kataku yang kalian jadikan bahan cengan atau bahkan hal kecil lain yang tidak sempat kusadari. Sungguh, aku tidak butuh terima kasih dan maaf, berikan itu untuk orang yang lebih membutuhkannya. Aku sayang kalian!

Spesial untuk sahabatku yang sedang berjuang, aku tahu kau pasti baca ini cepat atau lambat. Tidak perlu memikirkan apakah impas atau tidak balasanmu untukku. Aku hanya perlu semangatmu untuk terus berjuang dan keep in touch with me, yang kadang insecure. Kupikir perlu kau tahu kalau I'm always here for you and you can entrust anything to me. You dont need to know my every why doing this. Okay, dut? ;)

Semakin dewasa semakin ditempa, tapi diri ini tertempa tidak ya? But we dont need to know every why, do we?



Why dont we need to know every why?
Why oh why?

You Might Also Like

0 comments