Selamat tahun baru!
Yeah, aku langsung menulis di hari pertama 2018 dengan harapan setelah itu akan konsisten menulis, aamiin. Postingan pertama ini akan berisi apa-apa yang terjadi di tahun lalu. Mari kita mulai.
Tahun 2017 dibuka dengan melihat pertunjukan kembang api Bandung dari daerah Ciumbuleuit bareng Remah Nangor--yang tersisa di Nangor. Pergi mendadak karena tiba-tiba hayuk daripada bosen di kosan. Selesai pun gak langsung pulang karena mau sekalian Sunrise-an. Sambil nunggu pagi, kita memilih Alun-Alun Masjid Raya buat tempat kita tidur. Yap tidur dengan pemandangan langit terbuka. Setelah itu, kita menuju Tebing Keraton untuk Sunrise. Telat sih. Tapi tetep happy.
Januari-Februari-Maret untuk skripsi. Menerapkan self-punishment: tidak boleh pulang kalau belum sampai target tertentu. Akhirnya gak pulang lebih dari dua bulan. Sekalinya pulang pun untuk ambil data karena subjeknya ada di Depok. Tiap hari jam 8 pagi udah di Perpus. Jadi penghuni sampai diusir jam 4 sore. Terus lanjut cari tempat skripsian, entah Dunkin, Jco, atau Checo. Ya cari yang enjoy aja. Itu dilakukan tiap hari. Capek sih di saat yang lain liburan ke sana ke mari, tapi ku berkutat sama skripsi. Tapi belajar komitmen sama diri sendiri. Jadi cari refreshingnya sekitar Nangor aja, kayak berenang, kejar Sunrise atau Sunset di Panorama, atau makan enak di Bandung. Ikut proyekan dan lomba cerdas cermat juga termasuk refreshing yaa. Pokoknya melakukan apa saja selain skripsi hehe.
Maret jadi puncaknya. Alhamdulillah dapet kesempatan untuk Forum (Sidang Hasil). Biasanya setelah sidang, susah bangkit buat revisi. Tapi ini cepat sekali karena kejar Wisuda Mei. Internalnya udah gak bermasalah, ternyata masalahnya dari eksternal. Nah yang lucu adalah udah sempat sedih-sedih pulang ke Depok dan gak mau ke Nangor karena gak kekejar Wisuda Mei. Tapi kalo udah kayak gini, Allah bisa bantu kita dengan caranya yang tak terduga. Long story shorts, aku berhasil daftar sidang hari Senin jam 4 kurang, untuk sidang hari Kamis jam 11 dengan status hari Selasa tanggal merah. Which means ku daftar sidang di H-2. Siapa yang kira bisa kalo tidak dengan baiknya Allah sama kita?
Setelah itu, ada apa? Senang-senang! Bulan April beneran gak ngapa-ngapain. Isinya main, senang-senang, dan eksplorasi diri. Oiya gak turun ke dunia kerja karena gak boleh cari kerjaan sama orang tua. Istirahat dulu sampai Lebaran, katanya. Ya sudah dimanfaatkan dengan baik. Lanjut di Mei adalah Wisuda. Alhamdulillah goal tercapai. Wisuda ternyata momen yang wow banget ya? Rasanya kayak disiram kasih sayang tanpa henti dari yang datang, titip salam, titip doa, dll. Masa udah kayak gini gak mau bersyukur? Sisa waktu sampai Lebaran pun dihabiskan dengan eksplorasi yang banyak dan maksimalin bulan Ramadhan sih. Cari amal sebanyak-banyaknya.
Juli itu jadi bulan mulai cari kerja. Ya dipanggil interview atau psikotes. Gak ada yang signifikan sih. Agustus-September nih masa-masa yang seru karena berkesempatan jadi bagian World of Ghibli Exhibition. Sudah ada yaa ceritanya di part 1 dan part 2. Tbh, manajemennya masih banyak yang harus diperbaiki. Tapi lingkungannya, teman-teman kerjanya punya kesan tersendiri di hati. Yuhu. Kaget juga banyak yang bilang kalo WoG adalah lingkungan kerja terbaik yang pernah dialami. Santai tapi sigap tapi care, udah satu frekuensi kali ya huhu jadi kangen. Gatau lagi bisa ketemu mereka di mana lagi. Bahkan exhibition yang awalnya hanya mimpi karena ada di film, sempat jadi nyata, walaupun sekarang jadi mimpi lagi. WoG Exhibition felt like a dreamland where I wouldn't want to wake up at.
Oktober. Clove mulai jalan di bulan ini nih dengan obrolan ringan sama Mila di mana kita sama-sama pengen tetap produktif. Actually, I didn't expect it before. Aku pernah punya wishlist untuk punya usaha; EO, florist, dan bakery. Tapi florist kuhapus karena kemungkinannya kecil. Ternyata, itu yang dikabulkan duluan. What amazing things. Dulu sangat bermimpi untuk bisa dapat bunga matahari, sekarang malah jadi yang merangkai. Salah satu momen serunya ketika ada yang pesan untuk special occasion, seperti engagement atau pre-wedding photo shoot. Go check the instagram
November-Desember diisi dengan usaha Clove, proyekan atau freelance, interview dan psikotes, kegiatan sosial, sampai online course. Pokoknya melakukan apapun agar waktunya bermanfaat.
Indeed, I hadn't gotten settled job like people out there, but life isn't about being the first who get job and earning money, is it? Life is about making yourself getting more successful than before. Successful isn't not only about financial, but--deep down--about personal growth. People have their own variable to measure success. This is the main lesson of 2017. For me, I wasn't that sad for not having job yet, as long as I could live my life to the fullest. All I believe is your blessings never belong to someone else, but yours.
The other lessons is I started to plan about my life, in every aspects. Myself, future life, education, marriage, kids, family, home, job, activity, leisure, and so on. This 20s life is full of surprise and I should prepare the anticipation. Yet I cannot stop put something in my wishlist.
The other is I could meet people. I met so manyyyy people than last year, whether they are new ones or old friends. Everyone gave me some impressions or lessons, too. As the extroverted one, I was feeling blessed. Many new people showed me their affection like we had been friends for a long time.
I cried quite often last year too. Not because sadness, but also happiness, anger, shocking moment. I felt myself become more sensitive and easily-touched. For example, watching a daughter is cuddling with her father could make me sobbing for several times. But I was getting good to decide showing it or not. I didn't easily tell people about myself because I need to contemplate first and then I realized it was a small thing that I could solve by myself. I thought it because the maturity that developed in my body physically--the chronological age.
22 and going on 23 is between 20s life crisis and quarter life crisis. It's quite exhausting but has a lot of relieving moments. I choose relief because it is needed last year more than joy.
I hope 2018 is going to make me more 'human'. I don't want to be such a robot or heartless human being because of adult idealism. I know this year is going to be hard for me, but I hope I'm getting enough support to going through. Also, I cannot wait the surprise!
Yeah, aku langsung menulis di hari pertama 2018 dengan harapan setelah itu akan konsisten menulis, aamiin. Postingan pertama ini akan berisi apa-apa yang terjadi di tahun lalu. Mari kita mulai.
Tahun 2017 dibuka dengan melihat pertunjukan kembang api Bandung dari daerah Ciumbuleuit bareng Remah Nangor--yang tersisa di Nangor. Pergi mendadak karena tiba-tiba hayuk daripada bosen di kosan. Selesai pun gak langsung pulang karena mau sekalian Sunrise-an. Sambil nunggu pagi, kita memilih Alun-Alun Masjid Raya buat tempat kita tidur. Yap tidur dengan pemandangan langit terbuka. Setelah itu, kita menuju Tebing Keraton untuk Sunrise. Telat sih. Tapi tetep happy.
Januari-Februari-Maret untuk skripsi. Menerapkan self-punishment: tidak boleh pulang kalau belum sampai target tertentu. Akhirnya gak pulang lebih dari dua bulan. Sekalinya pulang pun untuk ambil data karena subjeknya ada di Depok. Tiap hari jam 8 pagi udah di Perpus. Jadi penghuni sampai diusir jam 4 sore. Terus lanjut cari tempat skripsian, entah Dunkin, Jco, atau Checo. Ya cari yang enjoy aja. Itu dilakukan tiap hari. Capek sih di saat yang lain liburan ke sana ke mari, tapi ku berkutat sama skripsi. Tapi belajar komitmen sama diri sendiri. Jadi cari refreshingnya sekitar Nangor aja, kayak berenang, kejar Sunrise atau Sunset di Panorama, atau makan enak di Bandung. Ikut proyekan dan lomba cerdas cermat juga termasuk refreshing yaa. Pokoknya melakukan apa saja selain skripsi hehe.
Maret jadi puncaknya. Alhamdulillah dapet kesempatan untuk Forum (Sidang Hasil). Biasanya setelah sidang, susah bangkit buat revisi. Tapi ini cepat sekali karena kejar Wisuda Mei. Internalnya udah gak bermasalah, ternyata masalahnya dari eksternal. Nah yang lucu adalah udah sempat sedih-sedih pulang ke Depok dan gak mau ke Nangor karena gak kekejar Wisuda Mei. Tapi kalo udah kayak gini, Allah bisa bantu kita dengan caranya yang tak terduga. Long story shorts, aku berhasil daftar sidang hari Senin jam 4 kurang, untuk sidang hari Kamis jam 11 dengan status hari Selasa tanggal merah. Which means ku daftar sidang di H-2. Siapa yang kira bisa kalo tidak dengan baiknya Allah sama kita?
Setelah itu, ada apa? Senang-senang! Bulan April beneran gak ngapa-ngapain. Isinya main, senang-senang, dan eksplorasi diri. Oiya gak turun ke dunia kerja karena gak boleh cari kerjaan sama orang tua. Istirahat dulu sampai Lebaran, katanya. Ya sudah dimanfaatkan dengan baik. Lanjut di Mei adalah Wisuda. Alhamdulillah goal tercapai. Wisuda ternyata momen yang wow banget ya? Rasanya kayak disiram kasih sayang tanpa henti dari yang datang, titip salam, titip doa, dll. Masa udah kayak gini gak mau bersyukur? Sisa waktu sampai Lebaran pun dihabiskan dengan eksplorasi yang banyak dan maksimalin bulan Ramadhan sih. Cari amal sebanyak-banyaknya.
Juli itu jadi bulan mulai cari kerja. Ya dipanggil interview atau psikotes. Gak ada yang signifikan sih. Agustus-September nih masa-masa yang seru karena berkesempatan jadi bagian World of Ghibli Exhibition. Sudah ada yaa ceritanya di part 1 dan part 2. Tbh, manajemennya masih banyak yang harus diperbaiki. Tapi lingkungannya, teman-teman kerjanya punya kesan tersendiri di hati. Yuhu. Kaget juga banyak yang bilang kalo WoG adalah lingkungan kerja terbaik yang pernah dialami. Santai tapi sigap tapi care, udah satu frekuensi kali ya huhu jadi kangen. Gatau lagi bisa ketemu mereka di mana lagi. Bahkan exhibition yang awalnya hanya mimpi karena ada di film, sempat jadi nyata, walaupun sekarang jadi mimpi lagi. WoG Exhibition felt like a dreamland where I wouldn't want to wake up at.
Oktober. Clove mulai jalan di bulan ini nih dengan obrolan ringan sama Mila di mana kita sama-sama pengen tetap produktif. Actually, I didn't expect it before. Aku pernah punya wishlist untuk punya usaha; EO, florist, dan bakery. Tapi florist kuhapus karena kemungkinannya kecil. Ternyata, itu yang dikabulkan duluan. What amazing things. Dulu sangat bermimpi untuk bisa dapat bunga matahari, sekarang malah jadi yang merangkai. Salah satu momen serunya ketika ada yang pesan untuk special occasion, seperti engagement atau pre-wedding photo shoot. Go check the instagram
November-Desember diisi dengan usaha Clove, proyekan atau freelance, interview dan psikotes, kegiatan sosial, sampai online course. Pokoknya melakukan apapun agar waktunya bermanfaat.
Indeed, I hadn't gotten settled job like people out there, but life isn't about being the first who get job and earning money, is it? Life is about making yourself getting more successful than before. Successful isn't not only about financial, but--deep down--about personal growth. People have their own variable to measure success. This is the main lesson of 2017. For me, I wasn't that sad for not having job yet, as long as I could live my life to the fullest. All I believe is your blessings never belong to someone else, but yours.
The other lessons is I started to plan about my life, in every aspects. Myself, future life, education, marriage, kids, family, home, job, activity, leisure, and so on. This 20s life is full of surprise and I should prepare the anticipation. Yet I cannot stop put something in my wishlist.
The other is I could meet people. I met so manyyyy people than last year, whether they are new ones or old friends. Everyone gave me some impressions or lessons, too. As the extroverted one, I was feeling blessed. Many new people showed me their affection like we had been friends for a long time.
I cried quite often last year too. Not because sadness, but also happiness, anger, shocking moment. I felt myself become more sensitive and easily-touched. For example, watching a daughter is cuddling with her father could make me sobbing for several times. But I was getting good to decide showing it or not. I didn't easily tell people about myself because I need to contemplate first and then I realized it was a small thing that I could solve by myself. I thought it because the maturity that developed in my body physically--the chronological age.
22 and going on 23 is between 20s life crisis and quarter life crisis. It's quite exhausting but has a lot of relieving moments. I choose relief because it is needed last year more than joy.
I hope 2018 is going to make me more 'human'. I don't want to be such a robot or heartless human being because of adult idealism. I know this year is going to be hard for me, but I hope I'm getting enough support to going through. Also, I cannot wait the surprise!