Begitu dikasih gambar ini, biasanya anak psikologi langsung related banget nih. Kayaknya emang ini problema anak psikologi. Begini contoh kasusnya :
A : "Ih gue gak suka banget deh. Kok dia bisa-bisanya bohongin kita?"
B : "Lo udah tanya belum kenapa dia begitu?"
A : "Belum sih, tapi kan ya jelas-jelas gitu dari perilakunya. Lo gak sebel apa?"
B : "Hmm.. sebel sih. Tapi kan kita belum tau kenapa begitu"
Di sini, B ceritanya anak psikologi. Kasus begini umum banget terjadi sih kalo pengalaman gue dan teman-teman gue. Kita di posisi tengah, ceritanya netral (atau kadang serba salah). Sebagai manusia, ya wajar banget kita sebel kalo diperlakukan dengan tidak seharusnya. Di sisi lain, kita mikir "Ini orang kenapa kayak gini. Biasanya gak kayak gini. Pasti ada yang salah". Makanya kalau ada dua pihak yang bertikai dan disuruh memihak atau milih. Biasanya susah nentuin mana yang salah, mana yang benar--ya gue sih. Harus tahu dulu perilakunya apa, motifnya apa. Data lapangan pun jadi penting.
Mengapa bisa begini?
Psikologi aja artinya ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan apa yang terjadi di belakangnya. Di belakang perilaku manusia ada apa aja? Banyak. Kognitif, kepribadian, sikap, emosi, motivasi, dan banyak lagi. Faktornya banyak, output perilakunya pun makin banyak. Jadi kita harus tahu asal muasal perilaku itu, kayak faktor mana yang berpengaruh, triggernya apa. Tetapi, hal inilah yang menjadikan manusia unik. Untuk satu situasi yang sama aja, respon tiap orang bisa beda-beda. Selain itu, selama kuliah kita--anak psikologi--ditanemin bahwa yang akan kita hadapi adalah manusia. Manusia bisa mikir, bisa merasa, pasti ada alasan untuk melakukan sesuatu--walaupun kadang unconscious. Ini yang bikin kita gak bisa serta merta menjudge seseorang.
Tapi gue juga gak bisa mengeneralisir semua anak psikologi related sama meme di atas. Gue pernah ketemu orang--anak psikologi--yang sangat judging. Ketika gak suka sama sesuatu, dia langsung judge gak suka tanpa ingin tahu alasannya, bahkan sampai underestimate. Sedih sebenernya sih kalo ketemu orang kayak gini. Rasanya pengen nanya "selama ini lo belajar apa sih?". Karena di lingkungan masyarakat, kita yang diharapkan untuk memahami manusia. Emang sih gak baik hidup dengan pengharapan orang lain. Tapi gimana ya karena udah tuntutan "background pendidikan" di masyarakat, voila! Btw untuk kasus anak yang judging--balik lagi. Walaupun gue sedih, gue gak bisa menyalahkan. Mungkin paparan tuntutan itu gak sebesar yang gue dapat pas kuliah atau mungkin belajarnya hanya teoritis atau mungkin--justru gue--yang terlalu membesar-besarkan hal kecil.
Tuhkan. Gue gak bisa kesel. Pasti ada alasannya.
picture source : google.com