Seorang gadis duduk di pojok restoran cepat saji yang cukup terkenal. Terdiam di tengah keramaian. Memilih duduk di suatu sudut, menghindari gemerlapnya dunia.
Ia seolah menghindar. Terlalu takut karena baru saja tersadar akan kejamnya dunia.
Ia terdidik dengan keinginannya yang selalu tercapai.
Ia terdidik untuk tak pernah salah.
Ia terdidik di antara kebahagiaan dunia, sesemu apapun itu.
Salahkah gadis itu?
Ia menyesal..
Dunia terlalu baik untuk dirinya selama ini.
Orang-orang pun terlalu sayang untuk membiarkannya terluka.
Kenyataan terlalu (selama ini) berpihak padanya.
Ya, ia tidak terdidik untuk terjatuh.
Ia seolah menghindar. Terlalu takut karena baru saja tersadar akan kejamnya dunia.
Ia terdidik dengan keinginannya yang selalu tercapai.
Ia terdidik untuk tak pernah salah.
Ia terdidik di antara kebahagiaan dunia, sesemu apapun itu.
Salahkah gadis itu?
Ia menyesal..
Dunia terlalu baik untuk dirinya selama ini.
Orang-orang pun terlalu sayang untuk membiarkannya terluka.
Kenyataan terlalu (selama ini) berpihak padanya.
Ya, ia tidak terdidik untuk terjatuh.
Terima kasih sebesar-besarnya ingin ku berikan padamu
Bukan karena perilaku besar
Oleh sebab kau handal dalam menarik-ulur aku agar selalu mengingat-Nya
Hebatnya, yang kuingat adalah tarikan tersebut membuatku ingin mendekati-Nya
Kau mungkin tidak sadar. Tapi salahkah aku menganggap bahwa rahmat-Nya turun melaluimu?
Bukan karena perilaku besar
Oleh sebab kau handal dalam menarik-ulur aku agar selalu mengingat-Nya
Hebatnya, yang kuingat adalah tarikan tersebut membuatku ingin mendekati-Nya
Kau mungkin tidak sadar. Tapi salahkah aku menganggap bahwa rahmat-Nya turun melaluimu?
Siapkanlah sejuta pertanyaanmu untuk kepergianku
Tanyakanlah tiba-tiba agar malamku menjadi sendu
Tapi, Sayangku
Siap takkan membuatku menjawab tanya itu.
Bahkan akan kubiarkan diriku tenggelam dalam sendu.
Sebab lebih baik jika kau tidak tahu.
Lebih baik jika kau memprediksi jawabku--yang takkan sampai.
Agar renungan mengisi waktu sebelum tidurmu.
Tidurmu akan nyenyak karena lelah menggerutu.
Kau tidak tahu isi hati seseorang, sayangku.
Aku pun tidak akan menjelaskannya.
Tapi izinkan aku memastikannya.
Harimu cerah? Mendung tetapi tidak membuatmu kelabu, kan?
Jika kau sadar, daun-daun pun berbisik menemani aktivitasmu. Dengarkah?
Hembusan angin siang ini tidak membuatmu dingin, kan? Semoga kau memakai sweater favoritmu
Senja hari ini membuatmu menarik beberapa senti ujung bibirmu, kan?
Langit malam ini pun tidak mengganggu jalan pulangmu, kan?
Aku mengatakan pada langit agar menahan dulu titik hujan, mengizinkan awan bermain keliling semesta, termasuk bermain petak umpet dengan matahari.
Aku mengatakan pada daun di pepohonan agar menyanyikan lagu favoritnya dan mengajak seluruh kerabatnya.
Aku mengatakan pada angin muson barat untuk menyampaikan pada kemenakannya, memastikan dirimu sedang memakai sweater favoritmu, dan melarang untuk berteriak. Mereka harus berbisik hari ini
Aku mengatakan pada senja, sahabatku, untuk menjadi ceria. Aku harus sedikit menyogok dengan iming-iming bahwa ada yang akan memotret indahnya hari ini.
Aku mengatakan pada langit malam untuk jangan menjadi kelam. Walau awan kecil sedang lelah bermain dan mereka tertidur tak tahu tempat, walau bintang pun sedang menjaga Regulus sang bintang tua yang semakin renta, tapi Mars Venus dan Bulan sedang bercengkerama malam ini. Langit tak akan sepi. Langit takkan mengganggu jalan pulang siapapun.
Aku memang pergi.
Dengan janji bahwa aku akan pulang jika tiba waktunya.
Oleh karena itu, kutitipkan janjiku pada semesta.
Kutitip untuk menjagamu hingga aku kembali.
Saat ini, aku terlalu hina untuk diizinkan menyentuhmu.
Tanyakanlah tiba-tiba agar malamku menjadi sendu
Tapi, Sayangku
Siap takkan membuatku menjawab tanya itu.
Bahkan akan kubiarkan diriku tenggelam dalam sendu.
Sebab lebih baik jika kau tidak tahu.
Lebih baik jika kau memprediksi jawabku--yang takkan sampai.
Agar renungan mengisi waktu sebelum tidurmu.
Tidurmu akan nyenyak karena lelah menggerutu.
Kau tidak tahu isi hati seseorang, sayangku.
Aku pun tidak akan menjelaskannya.
Tapi izinkan aku memastikannya.
Harimu cerah? Mendung tetapi tidak membuatmu kelabu, kan?
Jika kau sadar, daun-daun pun berbisik menemani aktivitasmu. Dengarkah?
Hembusan angin siang ini tidak membuatmu dingin, kan? Semoga kau memakai sweater favoritmu
Senja hari ini membuatmu menarik beberapa senti ujung bibirmu, kan?
Langit malam ini pun tidak mengganggu jalan pulangmu, kan?
Aku mengatakan pada langit agar menahan dulu titik hujan, mengizinkan awan bermain keliling semesta, termasuk bermain petak umpet dengan matahari.
Aku mengatakan pada daun di pepohonan agar menyanyikan lagu favoritnya dan mengajak seluruh kerabatnya.
Aku mengatakan pada angin muson barat untuk menyampaikan pada kemenakannya, memastikan dirimu sedang memakai sweater favoritmu, dan melarang untuk berteriak. Mereka harus berbisik hari ini
Aku mengatakan pada senja, sahabatku, untuk menjadi ceria. Aku harus sedikit menyogok dengan iming-iming bahwa ada yang akan memotret indahnya hari ini.
Aku mengatakan pada langit malam untuk jangan menjadi kelam. Walau awan kecil sedang lelah bermain dan mereka tertidur tak tahu tempat, walau bintang pun sedang menjaga Regulus sang bintang tua yang semakin renta, tapi Mars Venus dan Bulan sedang bercengkerama malam ini. Langit tak akan sepi. Langit takkan mengganggu jalan pulang siapapun.
Aku memang pergi.
Dengan janji bahwa aku akan pulang jika tiba waktunya.
Oleh karena itu, kutitipkan janjiku pada semesta.
Kutitip untuk menjagamu hingga aku kembali.
Saat ini, aku terlalu hina untuk diizinkan menyentuhmu.