Overfeel atau Overthink?
10:13 ambaru inget kalo punya blog
hehe
padahal banyak sekali yang ingin dishare
mm mungkin karena kodrat anak psikologi yang suka dijadikan tempat cerita (atau suka bercerita--berhubung saya pandicur, pancing dikit curhat). jadi cerita-cerita orang (dan cerita sendiri) sering berakhir di pikiran saja
well, jadinya overthink
tapi kata teman-teman, saya overfeel
hayo overfeel apa overthink?
bedanya apa?
pernah berdebat ini dengan seorang teman saya yang sering dicap overthink, dan saya overfeel. jadi berdebat kontra gitu. tapi gak nemu titik temu perbedaan, kesimpulannya sama. tapi lucu juga kenapa saya sering dicap overfeel tapi bukan overthink? dan dia sering dicap overthink tapi bukan overfeel?
yaaa, perdebatan kita diakhiri dengan pertanyaan tanpa jawaban
tapi kalo kesimpulannya sama, kenapa Jung mengatakan berbeda untuk orang yang menerima informasi dengan pikirannya (thinking) dan dengan perasaannya (feeling). kata over sendiri itu kan muncul ketika kita menggunakannya berlebihan. ya di suatu online-MBTI-test-yang-saya-rasa-kurang valid--karena itu bisa diakses siapa aja tanpa perusahaan atau biro yang menaungi, feeling saya sampai lebih dari 75%. hanya berdecak "wow!"
sebenernya gak perlu di-wow-in, karena itu gak valid
yang saya rasakan, ketika saya gak enakan sama orang itulah saat overfeel sedang merajalela. gak enak banget rasanya. semacam hidup segan, mati tak mau. biasanya dimulai dengan terlalu mikirin. bahkan hanya sekedar balasan chat yang gak sesuai ekspektasi, bisa bikin overfeel seharian, eh apa overthink?
terus apa bedanya?
0 comments